Dear my loyal reader,
Saya mau minta maaf karena bisa jadi telah mengecewakan kamu dengan ‘pelit’ sharing kisah-kisah inspiratif yang menjadi fokus utama dalam hidup saya (apeu banget yak!). Pelit disini bukan karena sifat dasar tetapi karena memang belum ada kesempatan. Mohon dimaafkan.
13 Januari itu ulang tahun suami saya. Berikut postingan birthday wishes saya untuk suami via Path.
“Happy Birthday to the love of my life and the husband of my dreams! Wishing you all the best today and throughout the coming year!”
Jauh-jauh hari saya sudah berniat mau pesen customize-mini-cupcakes dengan detil, sepatu futsal-bola-stetoskop-bayi-bini bunting dll, tapi malah gak kesampaian. Saya mikir kok rasanya kurang personal dan gak ada effortnya. Lantas saya bikin food-art aja untuk dia selain mempercantik silhouette original kami sesuai tema: birthday party.
Setelah mempelajari foodart milik @leesamantha yang sekiranya murah dan mudah untuk diterapkan maka jadilah foodart bikinan saya, tadaaa!
Panjatan doa dari saya yang versi Bahasa ya semoga suami bisa lancar sekolahnya dan menjadi imam serta teladan yang baik bagi keluarga.
*
SHG after HSG
Wuih! Bisa belepot ini kalo diucapkan secara bersamaan dengan pelafalan secepat cahaya. Dulu saya pernah melakukan tes HSG di Lab Parahita (30/05/13). Prosedurnya: saya musti puasa dulu selama 6 jam lalu pada saat pemeriksaan, seorang SpOG akan memberi cairan kontras (berwarna biru) via vagina lalu hasilnya akan dilihat dari foto rontgen. Tujuan tes HSG adalah untuk mengetahui apakah ada perlengketan di saluran tuba saya.
Semua yang mengikuti milestone IVF saya pasti tahu kalau di cycle yang ke-2 hasil β~hCG saya di bulan Oktober 2013 di bawah ketentuan. Ini berarti IVF#2 saya tidak berhasil dan saya belum bisa hamil. Beruntung saya punya embrio yang dibekukan sebanyak 8 biji sehingga nantinya saya bisa langsung tanam (ET; embryo transfer) tanpa mengulang cycle. Dokter Aucky menyarankan supaya saya istirahat dulu selama 3 bulan.
Oke, tiga bulan berselang. Sebelum dilakukan frozen-embryo-transfer (FET), ada beberapa pemeriksaan diantaranya:
1| SHG (24/1) oleh dr. Ashon, SpOG di RS Siloam Surabaya. SHG tidak serumit HSG. Dokter cuma mengisi uterus saya dengan cairan infus dan melihat apakah ada polip dsb melalui pembacaan USG. Hari ke-10 dari HPHT (15/1). Seharusnya jadwal SHG-nya sabtu tapi saya majukan menjadi jumat karena bentrok dengan kegiatan suami (pertandingan futsal persahabatan di Malang).
2| USG + tes darah untuk pemeriksaan Estradiol alias E2 part I (27/1). USG oleh dr. Hendro SpOG di RSSS. Pagi berangkat sendiri naik taxi, malam konsultasi diantar suami.
3| USG + E2 part II + pemeriksaan progesteron (29/1). USG masih dengan dr. Hendro SpOG di RS yang sama. Pagi berangkat sendiri naik taxi, lalu saya ke Grand City numpang shuttle-car RSSS. Selama perbaikan RSSS, tempat parkir dialihkan ke Grand City Mall, pasien bisa memanfaatkan shuttle car untuk mondar-mandir RSSS dan GC. Pada hari ini suami kena giliran jaga. Kami baru bisa konsultasi keesokannya. Dan menurut dr. Aucky, saya sudah ovulasi (28/1) jadi 5 hari dari ovulasi itulah hari dimana akan dilakukan FET!
*
2 Februari. Suami jaga + Finda sahabat saya nikah + FET day. Betapa kita hidup diantara suatu kebetulan yang satu dengan kebetulan yang lain. Hmmm.
Karena sudah 2x bergulat dengan sesi embryo transfer so pasti saya sudah tahu bagaimana menghadapinya. Jadi tanpa ditemani suami dan keluarga tidaklah menjadi masalah. Syukur suami masih sempet nganter sekalian dia berangkat jaga RSDS. Saya sudah kuatir aja kejebak car-free-day.
Begitu sampai RSSS saya langsung njujug customer service untuk pendaftaran, membayar biaya FET sebesar Rp 6jt dan Rp 168rb untuk progesteron oral ‘utrogestan 100 mg’ sebanyak 21 butir (*btw, kali ini tidak lagi memakai Crinone Progesterone 8% Vaginal Gel) dan menandatangani sejumlah berkas surat pernyataaan di ruang CF.
Dari 4 embrio yang dicairkan (thawing), 2 yang ditanam. Saya mendapat giliran setelah pasien OPU. Datang 05:30 selesai urusan jam 08:00 wib. Problematika pasca(F)ET yang saya rasakan masih tetap sama. Pertama, susah pipis di diaper dewasa dan yang ke-dua, gatal di area genangan pipis. Selesai dengan bagian administrasi kamar-rawat-jalan (Rp 190rb untuk 5 jam perawatan), 13:30 saya check-out RS Siloam Surabaya. Hari dan pukul sekian, Surabaya diguyur hujan.
Demikian update terbaru dari kehidupan pribadi saya, semoga berkenan.
Salam,
♥
miaw
P.S. Pada saat postingan ini dibuat, saya berada pada 5dp5dt, simtom yang kentara adalah nyeri di perut bagian bawah (sengkring-sengkring kayak mau mens). Wah entahlah, berhasil atau tidak, hanya Allah Maha Tahu, karena Dia Sang Penentu. Beta-day kurang 5 hari lagi.