Kalo ada bumil mengeluh ini-itu berkaitan dengan kehamilannya, berarti bisa dikatakan ia kurang bersyukur. Padahal antrian ruang CF RS Siloam Surabaya untuk program mendapatkan anak tak pernah sepi. Padahal banyak sekali calon mama yang memimpikan mual-muntah, kaki bengkak, pinggang sakit dan dada sesak disebabkan dirinya sedang hamil.
Ada saya diantara calon mama di deret antrian itu. Karena un-explained infertility, saya kembali berada di sini; di tempat yang nyaris beraroma sama dan khas tak ubahnya ketika saya mengikuti program bayi tabung (batab) yang pertama pada Oktober 2012 dan inseminasi (IUI) pada Juli 2013. Keduanya belum membuahkan hasil. Untuk program batab yang ke-2 ini adalah atas saran androlog Hamdani. Suami dan saya (pada akhirnya) manut saja.
Setelah mempelajari status pasien, tim dokter memutuskan bahwa saya akan diberi ‘perlakuan’ menggunakan prosedur long protocol. Jadi, begitu IUI gagal (mens bulan Agustus’13) saya tidak langsung diberi stimulasi untuk mengembang-biakkan folikel seperti pada short protocol (direct) melainkan program akan dimulai bulan depannya.
2 September 2013. Kira-kira pada siklus menstruasi hari ke-20, dokter Aucky memberi jadwal injeksi Suprefact 0,4 cc/40 IU tiap malam di subcutan dinding perut kiri/kanan dari tanggal 2 Sept sampai haid ke-2 (*meskipun haid tetap suntik). Menghadapi spuit-spuit macam begini, saya sudah biasalah yaa. Kalau bukan saya sendiri yang nyuntik ya suami.
10 September 2013. Saya menstruasi.
12 September 2013. Pagi di RS Siloam selalu diawali pengecekan hormon Estradiol dan USG. Malamnya ketemu sama dr Aucky untuk detil protokol yang akan dijalankan. Hari ini menandai start stimulasi folikel (kantung telur). Suntikan di subcutan dinding perut 2x, Suprefact 20 IU + Gonal F 150 IU (2 amp) yang dicampur dalam 1 cc solven. Tiap sore/malam dari 12 Sep sampai 15 Sep 13.
16 September 2013. Selamat pagi spuit pengambil darah untuk mengecek hormon E2. Selamat siang dr Hendro, Sp.OG yang akan melihat perkembangan folikel melalui USG transvaginal. Selamat malam dr Aucky yang memberi resep suntikan 2x sbb: Suprefact 20 IU + Menopour 75 IU (1 amp) dan Gonal F 75 IU (1 amp) dicampur dalam 1 cc solven. Tiap sore/malam dari 16 Sep sampai 19 Sep 13.
20 September 2013. Pagi-pagi ada adegan tarik ulur spuit. Setelah tidak berhasil mengambil darah via lengan kiri, akhirnya mbak suster berpaling ke lengan kanan. Selanjutnya antri menunggu giliran USG sementara para dokter masih sibuk menangani pasien OPU maupun ET. Tak lama kemudian saya di-USG sama dokter Hendro yang konyol dan setelah selesai saya berhasil diam-diam mengambil foto ini.
Total ada 11 telur yang terpantau dengan ukuran paling besar 18 mm sisanya range 12-15 mm. Begitu ketemu dokter Hamdani pada malamnya, saya diberi satu kali lagi stimulasi agar folikel-folikelnya benar-benar mature (kira-kira mempunyai ukuran 18-22 mm). Kali ini suster yang nyuntik Suprefact 20 IU + Gonal F 75 IU (1 amp).
Gejala yang paling nyata dari sekian banyak suntikan Gonal F yang bisa saya rasakan ya dada mengeras dan puting menonjol. Tidak bisa disentuh bahkan oleh siraman air dari shower. Kalo bengkak atau biru-biru di perut dan lengan, adalah bukan apa-apa.
21 September 2013. Sabtu malam ada jadwal kencan di RS. Suster akan bantu menyuntikkan Ovitrelle untuk memecah telur supaya siap diambil pada senin pagi. Pesan suster minggu malam mulai jam 11 saya harus puasa makan-minum. Siap!
23 September 2013. Oocyte Capture alias Ovum Retrieval alias Ovum Pick Up (OPU). Saya jam 6 pagi sudah standby sedangkan para suster baru berdatangan sekitar 06:30. Sebelumnya, saya harus registrasi terlebih dahulu di front office sedangkan suami mengeluarkan sperma fresh-nya di ruang khusus (mandiri; sendiri; tanpa bantuan saya, hahah).
07:00. Para suster (kira-kira ada 5 orang) mulai pasang infus, mengecek tekanan darah (tensi digital sering bunyi; ini karena saya grogi), membersihkan vagina dengan cairan dingin, memberikan dua butir obat di anus, memasang belt di kedua kaki dan ada satu yang tugasnya menenangkan saya. Tampak post it kuning atas nama saya dan tulisan ‘kiri = 6, kanan = 6’, di tempel di layar monitor USG.
07:30. Dari layar itu saya bisa melihat jarum OPU menusuk folikel-menyedot cairannya sampai habis dan kempes, satu persatu sampai tak bersisa, gantian kiri dan kanan. Waktu terasa berjalan lama. Di tengah proses operasi mini itu, dr Hendro menyuruh salah satu suster menekan perut kanan saya. Sedangkan tak jauh dari meja operasi, terdengar suara dr Aucky bilang oocyte/kosong.
07:45. Operasi selesai, saya dipindah ke recovery room. Butuh waktu sekitar 15 menit untuk menghabiskan cairan infus. Dokter Hendro menyapa saya sambil senyam-senyum disela-sela menangani pasien lain, “Bu dokter, hasil panennya lumayan. Dapat 15 oocytes.” “Apa dok, 14 apa 15?” tanya saya yang pura-pura budegk sekedar memastikan. Lalu beliau tanya ke dr. Aucky dan menyebutkan angka 15 lagi. “Terima kasih ya dok!” ucap saya sembari dalam hati bersyukur mendapatkan angka ini mengingat di-cycle yang pertama cuma dapat 6 oocytes.
08:15. Sebelum meninggalkan RS, kami harus menyelesaikan administrasi, melakukan pembayaran OPU & ET plus Crinone 8% (Progresterone Vaginal Gel) sebanyak 5 biji untuk lima hari ke depan (dipakai mulai tanggal 24 Sep).
Pasca OPU selama sehari penuh, mata saya siwer, perut bawah terasa kram, kembung, kepala pening dan bawaannya pengen tiduurr terus. Tapi malam itu saya pulang ke Pasuruan. Sebagai panitia pelantikan para dokter spesialis keesokan harinya –suami butuh mengambil jas. Menginap semalam di Santos d’House.
24 September 2013. Suami telpon ruang CF RS Siloam untuk memastikan jadwal embryo transfer (ET). Setelah proses fertilisasi, akhirnya kami memperoleh 12 embryo yang akan siap ditransfer ke rahim saya Sabtu, 28 September 2013.
Hal yang saya rasakan H-1 ET adalah terdapat percikan-percikan bahagia tapi tidak terlalu meletup-letup. Saya enggan melambungkan angan dan harap agar bila jatuh tidak sakit-sakit amat. Setidaknya bila ada kegagalan, kami masih punya embrio-embrio beku yang siap ditanam kapan saja. Semoga aja langsung berhasil. Tidakkah kami pantas mendapatkannya? Bukankah memang sudah saatnya?
Bagi pembaca dimanapun kamu berada, minta tolong bantu doa. Kami tahu pentingnya keajaiban dan kesaktian doa. Oleh karenanya, kami sedang ber-genkidama, mengumpulkan doa-doa dari semesta agar Yang Maha Kuasa bersedia mengabulkannya.
Kalau mau tanya-tanya mengenai program batab di Siloam Surabaya, silahkan kirim email ke mi41215@yahoo.com, saya akan luangkan waktu untuk menjawabnya. Atau, di kolom komentar juga bolehh.
Untuk besok, bismillah…