[2ww] 4dp5dt

Today (2/10), saya memasuki hari ke-4 pasca embryo transfer (ET) dengan 3 blastosis usia 5 hari yang ditanam dalam rahim saya oleh dr. Ashon SpOG. Coba deh saya lebih konsentrasi akan berbagai simtom yang saya rasakan. Hmm, dada lebih kencang, puting berasa menonjol dan ada sedikit rasa nyeri di perut bagian bawah. Selebihnya gatal-gatal di atas pantat sebab iritasi diaper dewasa dan ada bercak disertai gumpalan-gumpalan berwarna putih di celana dalam (*residu Crinone 8% Progesterone Vaginal Gel).

Post ET, kebanyakan mama IVF bingung tentang apa yang boleh dan tak boleh dilakukan. Lalu berbagai literatur dibaca yang malah buat bingung ditambah kekuatiran para sesepuh yang melarang ini-itu. Pikiran acak-adul dan buat aktivitas menjadi tidak nyaman. Kalau sudah begini malah stres sendiri. Sebaiknya jangan dilakukan.

DON’T :: STRESS

Sepertinya hari ini saya kurang beruntung, subuh-subuh suami sudah berangkat ke sana-sini (lanjutan acara 1st Indonesian Meeting of ISSHP 2013 –International Society for the Study of Hypertension in Pregnancy di Sheraton Hotel Surabaya) sehingga dia tidak bisa membelikan sarapan. Jadilah saya masak nasi dan mengukus resoles isi ayam (kue sisa seminar kemarin) + sayur hijau cuciwis untuk dimakan sendiri.

Bedrest pasca ET bukan berarti kita rebahan di kasur seharian. Ada kalanya kita perlu menghirup udara segar dan melakukan peregangan. Tentu angkat beban 5 kg sudah pasti akan saya hindari. Tetapi kegiatan seperti menyapu kamar dan mencuci pakaian dalam, tetap saya lakukan.

DO :: TAKE IT EASY

Selain menonton TV, kegiatan yang membuat saya tetap sibuk adalah membaca novel dan majalah parenting. Menjelajah socmed juga tak kalah penting untuk hiburan. Belakangan, bacaan yang selalu berada di meja; di samping tempat tidur saya adalah cerita mengenai seorang detektif wanita dari buku Kantor Detektif Wanita No.1 karya Alexander McCall Smith. Dan kudapan favorit sepanjang menunggu Beta-day yaitu pizza dingin dan stroberi.

IMG_3027

Kira-kira, yang sedang dilakukan embies saya di dalam perut apa ya? Ada sebuah wawasan yang saya dapat dari teman seperjuangan Mrs Rori mengenai perkembangan embrio setelah ET. Berdasar link ini pada 4dp5dt, embrio-embrio itu terus melakukan aksinya untuk berusaha menempel di rahim saya.

Semoga terus lengkett kayak perangko,,

et

Alhamdulillah~

Telah ditanam 3 embrio usia 5 hari ke rahim saya, kemarin (28/9) pada pukul 08:50. Semuanya blastocyst sedang kelima blastocyst yang lain dibekukan. Sebenarnya masih ada 4 morula, tapi tergantung perkembangannya, apabila bisa membelah sempurna maka dia akan dibekukan juga. Terima kasih buat dr Ashon Saadi, SpOG dan para suster CF RS Siloam Surabaya yang telah berbaik hati, juga dengan sangat hati-hati, hingga proses embryo transfer-nya berjalan lancar.

Lady in waiting..

Lazimnya 2 minggu menunggu tapi sekitar tanggal 8 Okt mendatang saya akan ke Siloam untuk pengecekan β~hCG. Ini adalah saat yang paling mendebarkan dari serangkaian tahapan long protocol yang akan saya hadapi sebagai mama-IVF. Tetap rileks, ooomm.

Sementara itu, di dalam kepala ini terus saja muncul deret angka 3-2-1-0. Apakah dari ketiga embrio yang ditanam, akan berkembang menjadi 3 janin, dua, satu atau tidak ada sama sekali. Angka zero yang paling saya kuatirkan. Kemudian yang bisa saya lakukan hanya berdoa semoga progesteron saya tidak drop dan berujung kembali ke siklus menstruasi.

Untuk menjaga agar level progesteron tetap berada dalam kendali, makanya saya dianjurkan menebus Crinone 8% untuk sembilan hari kedepan yang dipakainya tiap malam. Lalu ada jadwal suntik Pregnyl (hCG) pada 30/9 dan 2/10 pagi. Supaya tidak perlu mondar-mandir ke RS, obatnya dibawa pulang dan nanti suami yang akan menginjeksi.

Terima kasih juga kepada ibu saya yang dengan setia mendampingi di RS dari hari H sampai H+1 dan menjadi reminder supaya saya tidak banyak bergerak. Suami juga sangat baik, bersedia ‘ada-untuk-saya’ disela-sela kesibukan seminar sabtu-minggunya. I love you both :3

[TIPS] Persiapan sebelum embryo transfer:

  1. Air mineral, dalam kemasan botol 3 x 600 ml. Kenapa tiga? Just in case kantung kemih udah penuh, eee ternyata pengen pipis. Padahal kantung kemih harus tetap dalam kondisi full tank.
  2. Tas kain simpel. Pada saat masuk ke ruang ET, kita harus pakai baju RS bertali, selanjutnya tas-kain-simpel berguna untuk mengantungi baju, pakaian dalam dan sandal/sepatu.
  3. Snacks. Beragam kue dan buah harus disiapkan sebagai penunda rasa lapar sebelum makan siang datang.
  4. Playlist. Lagu-lagu yang menenangkan dari iPod atau HP dapat membantu kita mengeluarkan pipis di diaper dewasa.
  5. Cairan antiseptik. Untuk meluruhkan kuman setelah lima jam berkubang dalam pipis sendiri, nanti pada saat mandi di RS.

Salaman,

[embryo transfer part 2] my best wishes

Setelah proses ET selesai. Setelah pipis pertama berhasil mengalir. Sejam kemudian..

Dua suster mendorong reclining bed saya menuju kamar pasien yang berada di lantai dua. Mulut saya tutupin pakai selimut yang teksturnya mirip keset handuk, mata terpejam dan tidak melihat antrian ibu-ibu batab yang pasti lagi ngeliatin saya dengan penasaran (kebiasaan newbie). Saya yakin suami pasti ngikutin.

Begitu sampai di lift, “Yang, yang! Tidur ta?” tanya suami. Hehe, tentu tidak! Lalu saya beberkan alasan kemudian dia cuman ngangguk. Yuhuu! Sampai deh di ruang A 204. Saya sharing kamar sama pasien batab dari Ambon; mama (panggilan suster kepada px ivf) berusia 40 tahun yang suaminya seorang SpOG. Ternyata bukan dengan mba Ririn yang dari Jogja seperti perkiraan.

Kemudian suster memiringkan kasur 45 derajat di bagian kaki sehingga posisi kaki lebih tinggi dari kepala (posisi syok). Saya tidak boleh banyak gerak apalagi pergi ke toilet selama 6 jam! Bayangkan, enam jam bou!! Hal ini dilakukan untuk memastikan embrio yang telah ditanam, tak rontok. Lima belas menit berlalu, saya kepingin pipis lagi. Hiks! 😦

Pertama karena memang dilarang pergi ke kamar mandi. Kedua karena urusan pampers, tentu. Dan yang ketiga, yaaa apalagi kalau bukan posisi yang tak memungkinkan saya mengeluarkan urine sedemikian rupa. Telah ‘nganthong’ pula! Hmm, andai kamu yang bilang ‘keluarkan saja’ bisa merasakan apa yang saya rasakan.

Betapa gelisahnya saya kala itu. Saya mesti mengejan tapi jadi membuat kontraksi pada perut. Yang ada malah sayanya kentut. Miring kanan-kiri, tekuk kaki, tarik nafas eee pipisnya malah balik lagi. Urung keluar lagi. Ditambah darah yang bermuara di kepala dan mata. Makin pusing jadinya. Komplit dah!

Ketika pipis itu (akhirnya) bisa keluar, saya semacam mengalami orgasme. Wuih, lega bukan kepalang. Hehe. Begitu seterusnya sampai pipis ke empat. Frekuensinya 15 menitan. Ser, serr, serrrr! Saya ngitung dan mendapati cicilannya hingga 20x di tiap periode pipis. Kemungkinannya, cairan yang terbuang percuma itu sebanyak dua botol aqua 600 ml. Halahhh, pleonasme! HAHA. Lantas dehidrasi.

Tengah hari saya makan siang disuapin suami. Menu makanannya enak. Kokinya pintar masak. Gak sepoh seperti rasa makanan di RS RS kebanyakan. Apa karena dasarnya emang lagi gak sakit yang melibatkan indra pengecap jadi error. Ayam goreng kalasan, udang krispi, mi goreng kecap, sop wortel segar, NIKMAT. Tapi makannya gak bisa banyak karena nyangkut di tenggorokan. Lagi lagi karena posisi. Juga kebelet pipis lagi.

Terjadi sekitar setengah satu. “Mati akuu!” Pipis itu ada di sana. Sepertinya tidak begitu banyak tapiii tetep minta dikeluarkan. Segenap usaha telah dikerahkan untuk membuatnya pergi dari kantung kemih saya. Curhat, BBMan dll. Hasil, nihil. Operan shift jaga ganti dari suami ke mertua dan adik ipar. Suami ngajar.

Lima menit serasa lima jam. Tidak bisa tidur, enggan minum, konsentrasi kacau. Fiuhh. Tiga jam kemudian, saya minta adik ipar manggil suster (tombol panggilan otomatisnya tidak berfungsi). Saya minta tolong dia menanyakan apakah pasien ET sudah boleh mandi. Menurut perhitungan, sudah lewat 6 jam. Gak tau deh acuannya darimana. Suster bilang masih harus lihat status pasien terlebih dahulu. Hufft!

Teeettt! Jam empat kurang seprapat. Cepetan cepatan! Mumpung belum keduluan. Mana piyama mandi dan handuk, dettol, sabun? Saya ribetin deh Oli. Tolong tolong di situ (nunjuk tas kuning), eh di sana (nunjuk tas coklat). Saya mau PIPIS! Aaaaak >.<

Di sinilah saya sekarang, pipis sambil megangin pampers yang beratnya: ada kali dua kilo. Hoho. Crit crit! Memang begini nasib pipis yang ditahan-tahan. Saya kantongin pampers dengan tas plastik warna hitam agar tak keliatan, lalu saya buang di tempat sampah. Mandi dan memastikan sekujur tubuh dalam keadaan bersih.

Saya rebahan lagi setelah seprei bersih dipasang oleh suster. Pusing-pening kepala saya. Hanya dengan cara itu saya bisa meredakan rasanya. Lalu mertua cerita berbagai kisah dari A-Z. Sungkan bila tak mendengarkan, padahal ngantuk. Tubuh tidak saya perbolehkan untuk miring jadinya kepala noleh kanan terus. Tengeng! Begitu ada jeda, maka saya jadikan celah untuk tidur. Daah mertua, saya bobo dulu yaa.

Bangun ketika Maghrib nyaris habis. Saya lantas tergopoh-gopoh ke kamar mandi untuk wudlu dan menunaikan ibadah sholat Maghrib. Suami lantas tanya via BBM mau dibelikan maem apa. Saya bilang lagi pengen sate klopo. Oke, lantas dia ngitung berapa jumlah sate yang harus dia beli termasuk untuk suami Oli. "Tapi aku pulangnya agak malam. Mungkin nyampe jam 9. Tadi mulai belajar molor, belum antrian sate." Yakelaah -_____-

Mendadak Oli mau pulang karena suaminya sudah menjemput. Oo, setelah saya berterima kasih, kemudian dia menghilang di balik sekat tirai. Satenya belum datang ternyata saya lapar duluan. Akhirnya saya lahap rata semua makan malam yang disediakan Siloam: krengsengan daging-wortel-kecambah, dadar telur, sup wortel-kembang tahu sama semangka kuning. "Sudah kenyang, nanti sate icip-icip aja, tombo pengen", begitu saya bilang ke suami.

Suami datang dan mendapati saya tertidur. Penyakit bawaan orok ni, begitu kenyang langsung ngantuk. "Halo suamiku, belum genap sehari tak bertemu, aku rindu." Dia makan satenya di bawah, saya ngeliatin dari atas kasur. Sesekali saya disuapin sampai habis dua tusuk. Lalu kembali zzzZ…

Sekitar jam 11 malam suami membangunkan saya. "HEH! Crinone-mu belum kamu masukin ya?" Ah iya, lupa! Hmm, semenjak habis OPU, aturannya adalah menjelang tidur saya harus menjejalkan Crinone alias Progesterone Vaginal Gel 8% ke dalam vagina. Ini saya gak tau pasti untuk apa. Mungkin mempersiapkan kandungan untuk jadi wadah bayi. Rahim supaya tebal kalii (sotoy ah!).

Saya porotin celana, di bawah selimut saya masukin Crinone-nya sambil meraba-raba lubang yang tepat. Crut crut! Hemm, sudah. Kami kembali tidur. Duh, kasiannyaa. Melas ya ini suami sama mertua umpel-umpelan tidur di bawah. Tempatnya sempit untuk duo raksasa. Emang gak bisa milih kamar. Buktinya si SpOG juga boboknya di bawah. HAHA. Envy sama Mba Ana yang dapat VIP room. La wong dia standby mulai jam lima pagi buat boking kamar.

Ditengah tidur dan mimpi entah-apa, lagi-lagi dibangunin suami. "Sayang, Selamat Ulang Tahuun!" Wow! Ada kue tart berikut lilin dengan angka 29 yang menyala. Rotinya bernuansa warna biru. Unyuuu. "Make your wish!" pinta suami. Saya tipikal orang yang banyak mau. Tapi untuk kali ini, saya mintanya sama Allah, semua proses program IVF ini berjalan dengan lancar. Semua yang terbaik dan sesuai keinginan kami (loh?!).
1) Blastocyst-morula menempel lengket di dinding rahim dan berkembang menjadi janin,
2) Janin hidup bersama saya dengan nyaman, aman dan tenang dihari-hari berikutnya,
3) Saya dan suami menyambut kedua bayi sehat-lengkap-cukup berat badan kami dengan berseri.

Aamiin aamiin aamiin ya rabbalalamin. Kabulkan doa saya ya Allah; Sang Maha Mengerti Maksud Hati. Terima kasih.

Hamba yang penuh pinta,
Mia

embryo transfer

Menandai tanggal 20 Oktober 2012 dengan gambar godhong waru.. tanda bahwa bakal bayi telah ditanam di rahim saya.

20-10-12 05:51
Meninggalkan Sarang Semut ♥ Selai menuju Siloam. Ini karena harus menyiapkan sarapan untuk saya, suami dan mertua dulu kali yaa sehingga berangkatnya molor dari rencana semula. Oke, saya dalam keadaan yang sip pagi ini. Tak kuatir akan merasa kesakitan ketika proses embryo transfer (ET) berlangsung. Tak ada rumor akan hal-hal mengerikan sih! So, hati menjadi lebih tenang.

07:01. Proses registrasi pasien ET sudah selesai. Tuh kan, ini dampak dari kegiatan ‘karet gelang’. Alhasil tidak mendapatkan kamar sesuai harapan dan harus berbagi kamar dengan orang lain. Ya sudahlah, gak papa. Setelah gelang pasien dipasang di tangan kiri dan mendapatkan souvenir peralatan mandi berikut mug cantik, saya berbaur dengan pasien ET hari itu. Bertotal jendral enam orang.

07:30. Saya dipanggil suster untuk menanda-tangani surat pernyataan kesediaan menjalani proses ET yang akan dilakukan oleh dr Ashon SpOG. Setelah itu suster berpesan agar saya minum air terus-terusan. Penuhi kantong kemih! kata dia. Dan sayanya lupa gak bawa minum, mau beli warung-warung di RS juga belum pada buka. Akhirnya suster yang baik hati itu memberi saya 3gelas Aqua. Ini suami masih ngantar mertua ke tempat adik ipar.

Tiktok-tiktok. Jam pasir sepertinya mampet, lajunya waktu terasa seret. Dua gelas Aqua juga numpang lewat saja di kandung kemih saya. Bolak-balik kamar mandi sudah kesekian kali. Tapi semua pasien ET harus bersabar karena mendapat giliran setelah para androlog dan SpOG itu menyelesaikan OPU. Saya mesti mengganti cairan yang telah hilang dengan menenggak setidaknya 1500 ml lagi. Wii, stelah itu jadi kepingin pipis lagi dan lagi >.<

08:44 Fiuh finally! Ini saya terakhir dipanggil. Akhirnya masuk ruang ET juga. Langsung nyamber kostum pasien bertali warna biru dan memakainya di ruang ganti (baca: toilet). Ketika hendak meluncur ke 'ruang pojok', saya dihadang oleh dr Aucky dan dr Hamdani. Mereka bilang akan menanam 3 embryo, dengan komposisi 1 blastocyst dan 2 morula. "Loh, kok tiga Dok?! Dua saja, nanti nggak muat" kata saya. Asumsi dokter kenapa tiga karena kemungkinan morula 'nempel' di rahim tak semudah blastocyst. Berbagai macam perasaan negatif mulai menyerang. Cemas, kuatir, pesimis, galau dll melanda 😔.

08:50 Sepenuh-penuhnya kantong kemih terjadi ketika saya mulai rebahan. Terasa diubun-ubun dan mau muncrat saja. Tapi tak kuasa karena dokter sudah berada di hadapan kemaluan. Tanpa infus, adegan surprais kaki disabuk (karena mereka tidak memasangnya) dan tanpa tensi terlebih dahulu. Hanya kegiatan menyiram terminal dengan cairan dingin yang dilakukan oleh suster. Barulah dr Ashon bertindak dengan mencari posisi rahim.

Ouch! Ini campuran antara sayanya yang pengen pipis sama pikiran-pikiran tentang blastocyst dan morula. Saya benar-benar gak nyaman di-ET. Dr Ashon seperti tidak bisa mengeksekusinya dengan baik. Aduh, yoyoo maak!! (*hmm, mulai deh ngalem). Oke, DONE! (pk.09:00). Setelah memakaikan popok (saya tak ubahnya baby hui), suster-suster itu bahu membahu menggotong saya; memindah ke kasur yang lebih layak. "Boleh pipis sekarang!" katanya.

Saya langsung melotot ketika pipisnya sudah di ujung tanduk, tapi tak kunjung bisa keluar. Satu-dua menit hingga sepuluh menit berlalu. Aduh, bagaimana ini. Kaki ditekuk bukan sebagai solusi. Toto seperti hantu gentayangan; pipis di pembalut dewasa tak semudah ketika harus mengeluarkan urine di pemandian. Ayo fokus, fokus! Saya gelisah miring ke kiri dan ke kanan tanpa ada yang bisa dilakukan sampai… serrr! Alhamdulillaah.