[DIY] mia and aris silhouette

Halo!

Ide dasar proyek do it yourself yang saya kerjakan kali ini adalah petikan ‘bahagia itu sederhana’. Karena,

“Happiness is a choice that requires effort at times.” –Aeschylus

Saya memilih untuk bahagia. Saya buat diri saya bahagia dengan melakukan hal-hal sederhana.

a #miarisilhouette.

photo (1)

Siluet seperti ini bisa kita jadikan ajang bermain kreatif bersama bocah yang hasilnya dapat digunakan sebagai hiasan dinding murah-meriah. Begini caranya:

Langkah pertama.

photo (2)

1 | Sediakan bahan dan peralatan, antara lain:
– kertas karton linen warna hitam
– plastik mika transparan
– kertas karton coklat
– doubletape
– bolpoin
– gunting

2| Ambil gambar diri (foto tampak samping).

Langkah ke-dua.

photo (4)

3| Gambar/blat pola foto #selfie dari tablet atau laptop pada plastik mika bening (alternatif cara: prin foto) kemudian gunting menyusuri lekukan wajah.
4| Pola wajah plastik mika – letakkan pada kertas karton linen – gambar/blat menggunakan bolpoin – gunting.
5| Hasil siluet.
6| Potong kertas karton coklat dengan bentuk lingkaran.

Langkah ketiga.

photo (3)

7| Untuk menampilkan tekstur, garuk salah satu sisi kertas karton coklat menggunakan gunting kemudian bersihkan.
8| Tempel siluet pada kertas karton coklat.
9| Tambahkan siluet bulu mata pada siluet wajah (perempuan) yang telah ditempel.
10| Buat siluet bentuk hati sebagai aksesori.

Selesai.

photo

Salam manis dari Mia dan Aris
(saya dan suami),


miartmiaw

[DIY] serena butterfly wall-art

Halo!

[Sebaiknya skip cerita menye-menye di bawah ini dan langsung loncat ke tutorial, hehe]

photo (13)

Ini adalah kamar saya dan suami. Sejak April 2013 kami beralih dari menghuni Sarang Semut Selai di Bangil ke sebuah ‘petak’ berukuran 22 meter persegi di Apartemen Gunawangsa, Surabaya. Hanya ada satu ruang kosong dan kamar mandi. Untuk hidup berdua, kami merasa sudah lebih dari cukup karena di dalam ruang kosong tadi sudah ada TV, lemari, kulkas, kasur dan pantry. Hal lain yang mungkin menjadi kebutuhan berumah-tangga tapi tidak ada di dalam petak tadi, fleksibilitas kami bisa diandalkan.

Semenjak suami diterima sekolah pada Juni 2013, kehidupan finansial kami mulai berubah. Dari MENAMBAH menjadi MENGURANGI tabungan. Memang tidak sampai ekstrim hingga menguras habis, tapi masa depannya tampak nyata, perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit, menyusut. Sampai sekarang kami masih terus berjuang agar rekening itu tidak minus. Tidak ada lagi investasi dalam bentuk apapun. Mari berhemat. Ayo tirakat.

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan kamar untuk dipercantik, saya sebagai seorang istri dituntut untuk bisa kreatif dalam mengelola keuangan. Sebuah kreativitas yang bisa menghapus istilah ono rego ono rupo. Makanya, selama 7 bulan terakhir saya terus menerus memendam keinginan untuk membeli wall-sticker lucu-lucu di ol-shop. Kenapa tidak membuat sendiri saja hiasan tempat tidurnya?

[Huahahahah, ketiga paragraf ini yaaa :’)))]

Oke, sebenarnya saya sampai tidak ingat kapan membeli kertas hitam seharga Rp. 7000,- itu di Gramedia. Sebuah niat untuk menghasilkan wall-art yang istimewa berdesain black birds. Ternyata baru kesampaian deh mengisi kekosongan tembok kaca di kepala kasur kami. Kapan? Setelah (kembali) melihat kamar Serena van der Wodsen di serial Gossip Girl. Bukannya burung di atas ranting, malah kupu-kupu yang seolah berada dalam situasi genting. Yup! Namanya saja perubahan rencana.

serena's room
serena’s room | image source: google

Berikut cara membuat Butterfly Wall-Art ala kamar Serena versi saya.

STEP 1.

pola kupu-kupu | double tape | bolpen hitam | bolpen silver/white eyeliner | gunting | karton linen hitam
~siapkan :: pola kupu-kupu | double tape | bolpen hitam | white eyeliner | gunting | karton linen hitam

Pola kupu-kupu bisa download di internet dan langsung mengeprinnya atau digambar sendiri di kertas HVS putih. Saya membuat 4 variasi kupu dengan ukuran besar-kecil. Dan bila tidak ada double tape, kita masih bisa menggunakan glue-dots (lem tembak).

TIPS: Pilih kupu-kupu dengan desain sederhana agar mudah digunting.

STEP 2.

~gunting pola pada kertas HVS putih dan gunakan sebagai master
~gunting pola pada kertas HVS putih dan gunakan sebagai master untuk membuat pola pada kertas karton linen hitam. gunakan white eyeliner/bolpen warna silver agar pola terlihat lebih jelas. kalo terpaksa, memakai bolpen hitam juga gpp.

STEP 3.

gunting pola kupu-kupu pada kertas putih gunakan sebagai master untuk membuat pola pada kertas hitam kemudian gunting sesuai kebutuhan.
~gunting kupu-kupu dengan jumlah sesuai kebutuhan. idealnya pola kupu kecil lebih banyak daripada kupu ukuran besar (1:2)

Saya menggunting kupu-kupu sebanyak 40 pcs untuk kupu kecil dan 28 pcs untuk kupu besar. Akibatnya, jari tengah tangan kanan langsung ngapal! Kalau bisa sih minta bantuan keluarga atau anak tetangga untuk urusan menggunting pola. Heheh.

STEP 4.

~tempel double-tape di badan kupu-kupu
~tempel double-tape di badan kupu-kupu

Saya kok merasa penggunaan double-tape lebih aman dan bersahabat dibandingkan lem tembak yaa. Rawan belepot! Tapi kalau mau ditempel di tembok, pastikan lem yang kita gunakan memiliki kekuatan super hingga kupu-kupu yang dibuat dapat melekat kuat.

STEP 5.

~gunting kertas karton/koran berbentuk lingkaran
~gunting kertas karton/koran berbentuk lingkaran.

Tujuannya agar nanti kita bisa menempelkan kupu-kupu secara teratur dan tidak keluar jalur. Memutar, melingkar dan bentuknya menjadi bundar.

STEP 6.

~mulai tempel kupu-kupu satu persatu dengan sabar
~mulai tempel kupu-kupu satu persatu dengan sabar

Pada saat menempelkan kupu-kupu, agak tekuk badannya untuk memberi efek tampilan 3D. Dan beri kesan bergerombol di lingkaran ini sebelum meletakkannya secara menyebar membentuk pola oval di area sekitar.

STEP 7.

~gunakan imajinasi estetika pada saat penempelan demi tercipta sebuah maha karya. #tsaah
~gunakan imajinasi estetika pada saat penempelan kupu-kupu demi tercipta sebuah maha karya. #tsaah

DONE.
What do you think? It’s super easy, right?!

photo (6)

our room at day
room at day
our room at night
room at night

Semoga bermanfaat 🙂

xoxo
miartmiaw

menghias seserahan

Tidak hanya durian di pasar, menikah juga memiliki musim. Biasanya sih kita menyebutnya musim kawin. Menurut kalender Jawa, Rejeb merupakan bulan yang baik untuk menikah. Masyarakat meyakininya dapat melahirkan keturunan yang banyak dan dipercaya bisa melanggengkan biduk rumah tangga. Untuk tahun ini, bulan Rejeb jatuh pada Juni. Dan undangan di rumah saya sudah bertumpuk.

Ada banyak hal yang perlu disiapkan ketika akan menikah. Salah satu yang paling saya suka ialah ketika menyiapkan seserahan. Momen belanja barang-barangnya itu loh! Asyik juga kan jika kita memperoleh ini-itu sesuai yang kita mau. Apalagi tanpa merogoh kocek sendiri alias gratis! Hehe.

Seserahan merupakan hadiah dari calon suami untuk calon istrinya. Semua kebutuhan wanita dari rambut sampai ujung kaki sebisa mungkin dipenuhi. Tapi tidak mengikat kok. Kita sesuaikan dengan kemampuan kantonglah. Yang saya tahu, item seserahan itu meliputi perlengkapan mandi, makeup, pakaian sehari-hari sampai pesta, underwear dan perlengkapan ibadah. Ini kalau di breakdown bisa banyak loh. Jangan lupakan sepatu-tas-sandalnya ya.

Nah, nantinya seserahan ini akan dibawa oleh pengantin pria pada saat akad nikah atau temu manten. Gak mau dong kalau ‘kado’ kita tidak dibungkus rapi. Supaya terlihat cantik dan tidak mau diribetkan oleh urusan hias-menghias seserahan, orang biasa memberikannya kepada vendor khusus; jasa merias seserahan. Saya dulu juga begitu. Sebenarnya bisa menghias sendiri tapi waktu untuk persiapan menikah yang lain bisa tersita.

Dua bulan lalu saya dipercaya dan dimintai tolong teman untuk menghias seserahannya. Dengan konsekuensi rumah jadi sedikit berantakan karena dipenuhi barang-barang, tanpa pikir panjang saya mengangguk dan bilang, OKE. Sejak saat itu saya tak henti mencari ide tentang kegiatan ini. Googling tutorial mengolah handuk/kain menjadi bentuk hewan atau bunga, merangkai pita dan menata semua item seserahan ke dalam sebuah boks rotan menjadi top activity saya.

Teman saya ini maunya terima bersih tanggal 5 Juni. Dia cuma bawain barang-barang inti tanpa perlengkapan untuk menghiasnya. Lalu saya mulai mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan untuk urusan tersebut. Kemudian saya hunting boks, berbagai jenis pita dan kain, peniti, jarum pentul, lakban bening, double tape, mata ikan, batu-batuan, boneka barbie KW dan plastik mika super keras untuk penutup boksnya. Saya juga mengambil beberapa sampah kertas di paper eater kantor. Oops! Gpp kan, toh gak dipakai.

Tiap malam sepulang kerja atau disela-sela waktu luang, saya mencicil menghiasnya. Dari kurun waktu dua bulan, praktis saya menyelesaikannya dalam seminggu. Kenapa membiarkan paket seserahan ini sampai begitu lama? Alasannya, kamar kos yang sempit jadi kuatir berjamur gitu. Ceritanya si doi ini anak perantauan. Sedangkan calon istrinya berasal dari kota dimana ia tinggal.

Ongkosnya meliputi uang lelah, sewa penyimpanan dan pengiriman loyaa. Haha.

Yang sebenarnya adalah saya merias seserahan itu cuma-cuma. Sebagai hadiah untuk kedua mempelai. Sekarang, “Ayo, gantiin duitku buat beli boks dll itu!” *nodong* 😀

Ini nih! Hasil kreasi menghias seserahan saya ~

1) Putri di Taman Bunga

Dibutuhkan jenis kain yang lebar dan panjang.Itemkain satin yang biasa digunakan untuk kamisol/kemben kebaya cocok dibentuk menjadi bunga-bunga yang sedang merekah. Handuk juga bisa cantik bila dirangkai semacam ini.

Membuatnya mudah loh. Saya tinggal menggulung-gulung ujung kain menjadi bola, menutupnya dengan sisi kain yang lain dan mengikatnya dengan pita/karet gelang. Kemudian memilin sisa kain menjadi lima/enam kelopak-kelopak bunga, menatanya sedemikian rupa dan mengikatnya kuat-kuat.

Biar tampak manis, saya tambahkan boneka, mendandani kemudian meletakkannya di sela-sela kain. Biar bisa berdiri, boneka harus diberikan tahanan yang terbuat dari karton. Setelah itu, kita fiksasi karton dengan mengelemnya ke dasar boks.

Bunga Kain by. miartmiaw

Tampilan item handuk juga bisa lebih menarik jika dibentuk menjadi bunga.

2) Butterfly Look Alike

Mukena atau kain kebaya juga bisa dimodifikasi menjadi kupu-kupuan cantik. Asal berbentuk 3dimensi yang unik aja, pasti seserahan kita jadi lebih menarik. Siapkan karton, buat dua pola untuk sayap, gunting, cover dengan kain dan ikat dengan pita/karet gelang. Untuk badannya, bungkus koran bekas atau mi kertas. Tautkan sayap dan badan jadi satu dengan jarum pentul. Begitulah caranya. Tinggal tempel mata ikan, tambahkan bibir terbuat dari kain dan tadaa!

Kalau barang-barang tadi sudah rapi di boks masing-masing, selanjutnya tinggal membuat tutup dari mika yang di-adjust sesuai kebutuhan dan memberikannya sentuhan akhir berupa ornamen pita/kain pada tutup mika. Buat hiasan semenarik mungkin dan eye catching.

Sudah siap untuk melihat hasil akhirnya? Ehem ehem!

Bunga Handuk Ciamik!

Ada yang lain juga. Ini dia.

Kosmetik Cantik

..dan dia,

Let Me Fly to The Sky

Lalu ini,

Pretty Ribbon

Dan ini 🙂

Segitiga Bermuda dan Kacamata

-love-

miartmiaw

finger painting

Baru Sabtu lalu niat hati terpenuhi. Setelah sekian lama sekali. Ketika sedang libur dan memang tidak ada hal yang patut untuk dikerjakan (baca: tidak lembur; nganggur). Tekad untuk melakukannya itu dimulai dari mencari materi. Saya butuh lem kayu. Kemudian berjalanlah saya ke perempatan Kebonagung demi mendapatkan bubur lengket nan wangi yang baunya bagai aromaterapi. Pukul sembilan pagi panas matahari sudah menyengat. Sekujur punggung mulai dipenuhi keringat. Puasa hari ke-11.

Karena tidak punya uang kembalian, si penjual tidak mau menjual barang dagangannya. Dia bersikeras mengatakan: “Gak ada kembalian!” Lha sedangkan saya, hanya ini uang yang saya bawa. Mencoba tukar ke pembeli lain, eh ternyata seorang bapak-bapak juga memiliki lembar ribuan yang sama. Ya sudahlah, saya pergi ke tempat lain saja. Niat jualan gak sih! Sabaar. Alon-alon pokok kelakon. Akhirnya meluncurlah saya ke timur perempatan. Toko depan pasar ini lebih bersahabat dan saya mendapat lem kayu beserta uang kembalian empat puluh empat ribu rupiah. Lega.

Terbayang sumbo warna mejikuhibiniu. Warna-warni ini yang berikutnya harus saya beli. Tapi sepanjang toko yang saya lewati, dalam perjalanan menuju pulang, tidak ada satupun yang menjual item bahan pewarna yang saya inginkan. Bahkan cat air (*tentu saja karena memang bukan toko buku). Malas juga bila harus kembali ke pasar dengan jalan kaki. Aduh bagaimana ini? Di tengah kekalutan karena merasa sudah kadung nyebur ke dalam proyek liburan kemudian otak ini seperti menyuguhkan ingatan bahwa seharusnya saya masih punya cat minyak…yang mungkin sudah kering. Harus bisa dimanfaatkan.

Perjalanan mendapatkan bahan-bahan berakhir pada pukul sepuluh. Fiuh! Seketika adem begitu memasuki rumah. Bongkar-bongkar kardus dan bukannya cat minyak usang yang saya temukan melainkan cat poster pink-biru-kuning. Sepertinya punya adik, cukuplah dengan trio warna ini. Hm, apalagi ya? Sesuatu yang bertekstur pokoknya. Kupu-kupu kaku, bunga-pelepah pisang-daun kering or something. Ini aja deh, akar-akaran dan bunga kering wangi. Lalu koran, tisu (*tidak disarankan karena tidak ramah lingkungan ~ mending pakai kain lap karena tujuannya untuk mengelap), kertas apapun yang agak keras (contoh: karton), gunting, dan mangkuk-pun sudah siap.

di medan pertempuran
senjata perang

Keterampilan jaman TK : Finger Painting

Uh, sejenak saya bernostalgia dengan masa-masa ketika saya tidak dipenuhi dengan beban kehidupan dan macam-macam pikiran. Saat saya harus melakukan sesuatu bukan karena inisiatif pribadi melainkan lebih pada intervensi orang lain; bimbingan guru. Ketika itu, saya hanya memikirkan waktu sekarang dan tidak terlampau jauh berpikir mengenai masa lalu dan masa depan. Kesenangan saat ini ketika tersaji sebuah lembar kertas gambar dan aneka warna lem berbau wangi. Guru memberi instruksi secara perlahan sedangkan saya dan teman-teman menyaksikan postur raksasanya secara seksama kemudian menirukannya secara pelan-pelan. Selebihnya hanya ada kami yang berkreasi. Meja kayu persegi kami cukup lebar untuk memuat empat bocah di tiap sisi-sisinya. Tetapi tempat duduk kami hanya cukup untuk menampung pantat-pantat kecil kami. Hihi…

FUNtastic Finger Painting

Akan lebih menyenangkan bila kita melakukan aktivitas ini berada di bawah kerindangan pohon; diantara semilir angin dan bergoyangnya daun-daun. Decitan pohon bambu membuat suasana lebih menarik. Intinya, biarkan udara bebas menerbangkan aura negatif dalam tubuh kita. Setelah tercipta ‘arena’ yang nyaman dan peralatan ‘perang’ sudah disiapkan, jangan ragu lagi untuk beraksi. And here we go..

1) Selain bahan-bahan dan peralatan tersebut di atas, kata kunci untuk membuat finger painting adalah kreatifitas dan ekspresi. Kita tidak perlu berpikir terlalu rumit untuk membentuknya menjadi pola tertentu karena yang kita butuhkan hanyalah bagaimana kita bisa meluapkan emosi secara positif.

2) Setelah lem menyatu merata dengan pewarna, barulah teplok sana teplok sini (*metode menuang adonan lem ke kertas). Kemudian aduk dengan tangan, campur dengan jari dan lakukan dengan imajinasi.

3) Yang terakhir dari bermain-main dengan jari-jari kita yaitu buat semacam kolase – aksi menempel kertas atau material lain untuk membentuk desain tertentu – http://en.wikipedia.org/wiki/Collage pada bidang finger painting kita sebagai pemanis dan aksesoris.

Nah, beginilah hasil dari SATURDAY MORNING FINGER PAINTING saya. Cekidot

 

tergantung (tak) bertuan